Rindangnya malam menjadi saksi bisuku hari ini
Melakukan apa yang seharusnya ku lakukan
Tak pernah terfikir sebelumnya
Mata melotot memandang benda itu seharian...
Status facebook,,,
Ku palingkan segala isi hati dan perasaanku
Malam ini,dalam dekap kegelapan
Air mataku berderai tajam menusuk bola mata merah
Yang menderu seakan di cabik-cabik pemangsa
Hari itu datang lagi,ketika aku merasa di kucilkan
Hanya Status facebook yang menemani
Segala jeritan kalbu tertuang begitu saja
Tetanam hanya membuat sesak di hati...
Engkau Status Facebook,,,
Kau adalah Buku diaryku yg ke dua
Apalah artinya orang berkata hebat
Kalo hanya mulut yang berbicara
Tak ada guna kesombongan melekat...
Pada saatnya semua manusia akan meraih kebahagiannya, dan dunia akan tersenyum menyambutnya
Sabtu, 13 April 2013
Ketika Sabda Berkumandang
Malam ini bintang tak menampakkan wajah-Nya
Tak ada yang mencercah hati setitik pun
Yang ada hanya manipulasi malam kelabu
Menambah goresan luka perih di kalbu
Sejenak ku merenung dalam bisingnya
Di ujung dinding sana,
Tiba-tiba ku dengar suara denting berbunyi
Tanda peringatan dari Sang Dalang penguasa
Semakin ku berjalan jauh melayang
Semakin aku terhimpit oleh kejamnya nestapa
Yang telah melukai tulang rusuk kerompongku
Di atas kayu kecil tak berkokoh kaku
Di tengah risau hati,
Sekilas bayangan datang menerjang melayang
Entah kemana ingin berlabu dan bersandar
Pada lubang kemaksiatan yang telah menodai ufuk sana
Padahal,
Mereka telah di bisikkan oleh Sang Dalang
Sabda-sabda yg bersentuhan
Tentang sebuah alunan yang menggerakan hati dan pikiran
Tapi,
Sekali lagi malam ini hanya malam kelabu
Tak ada rasa ingin bangkit goyahYang mereka tahu hanyalah berbuat dosa
Tak ada yang mencercah hati setitik pun
Yang ada hanya manipulasi malam kelabu
Menambah goresan luka perih di kalbu
Sejenak ku merenung dalam bisingnya
Di ujung dinding sana,
Tiba-tiba ku dengar suara denting berbunyi
Tanda peringatan dari Sang Dalang penguasa
Semakin ku berjalan jauh melayang
Semakin aku terhimpit oleh kejamnya nestapa
Yang telah melukai tulang rusuk kerompongku
Di atas kayu kecil tak berkokoh kaku
Di tengah risau hati,
Sekilas bayangan datang menerjang melayang
Entah kemana ingin berlabu dan bersandar
Pada lubang kemaksiatan yang telah menodai ufuk sana
Padahal,
Mereka telah di bisikkan oleh Sang Dalang
Sabda-sabda yg bersentuhan
Tentang sebuah alunan yang menggerakan hati dan pikiran
Tapi,
Sekali lagi malam ini hanya malam kelabu
Tak ada rasa ingin bangkit goyahYang mereka tahu hanyalah berbuat dosa
"Sepucuk Surat Untuk Tuhan"
Tuhan,,,
Dalam hati,hamba ingin meminta
Tentang suatu hal yang menjadi rahasia hidupku
Tentang fatamorgana yg sudah mengancam tirai senduku
Tuhan,,,
Ku titipan sepucuk surat buat para dalang
Yang sudah merunduk mengores masaku
Menerjang segala asa dan mengupas kulitku
Mengarungi arus derai air mata lukaku
Dan membasahi air mata piluku
Mencercah segala yang menjadi ego dalangmu
Merintis sukma yang sangat mendalam
Tuhan,,,
Lewat surat ini ada pengharapan
Aku ingin mereka tahu kalau duri yang pernah menusuk
Kini telah menjadi batu asah nan Indah
Dalam hati,hamba ingin meminta
Tentang suatu hal yang menjadi rahasia hidupku
Tentang fatamorgana yg sudah mengancam tirai senduku
Tuhan,,,
Ku titipan sepucuk surat buat para dalang
Yang sudah merunduk mengores masaku
Menerjang segala asa dan mengupas kulitku
Mengarungi arus derai air mata lukaku
Dan membasahi air mata piluku
Mencercah segala yang menjadi ego dalangmu
Merintis sukma yang sangat mendalam
Tuhan,,,
Lewat surat ini ada pengharapan
Aku ingin mereka tahu kalau duri yang pernah menusuk
Kini telah menjadi batu asah nan Indah
kajiansastra.blogspot.com
RINDU
Jiwa ini kering, gersang
Bagai pohon tak berdaun
Yang butuh akan siraman air
Air kasih sayang-Mu
Aku rindu akan cinta-Mu
Aku rindu dengan rangkulan-Mu
Aku rindu dengan belaian dan Kasih-Mu
Tapi seperti Engkau jauh
Jauh, jaaauuuh di atas arsyi-Mu
Aku coba mendekat kepada-Mu
Dengan Zikir, pikir, dan doa
Astagfirullah…
Lailaha Illallah
Subhanallah
Alhamdulillah
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
1/20/2008
Menanti di Peraduan
Kubalut sepi ini
Kugenggam dengan tasbih
Kurajut dengan zikir
Kubermunajab pada Illah ku
Perempatan malam menjemput
Perkutuk bertasbih
Dedaunan merunduk
Sahutan kokok ayam dengan tasbihnya
Ya Karimullah
Bayu semilir
Kubermunajab pada Illah ku
Takbir, tahmid, zikir enggang usai
Di perempatan malam kudendangkan
Asa ini setia menanti uluran
Karena ia kan ujud
Bagia...
Cinta…
Sayang...
Di peraduan
Kubalut sepi ini
Kugenggam dengan tasbih
Kurajut dengan zikir
Kubermunajab pada Illah ku
Perempatan malam menjemput
Perkutuk bertasbih
Dedaunan merunduk
Sahutan kokok ayam dengan tasbihnya
Ya Karimullah
Bayu semilir
Kubermunajab pada Illah ku
Takbir, tahmid, zikir enggang usai
Di perempatan malam kudendangkan
Asa ini setia menanti uluran
Karena ia kan ujud
Bagia...
Cinta…
Sayang...
Di peraduan
Diposkan oleh Siti Aida Azis di 10.35
Langganan:
Postingan (Atom)